Blogger Widgets All About Us..: Menulis Tanpa Batas

Kamis, 19 November 2015

Menulis Tanpa Batas

Tulisan ini hanya sekedar iseng-iseng semata. Tulisan ini pun dibuat tidak ada yang sia-sia, tujuan nya adalah untuk memberikan energi positif kepada para pembaca dan penulis, khususnya.
omong-omong soal menulis, saya hanya ingin membagikan pengalaman dan hobi yang telah lama membuat saya jatuh cinta ini. Menulis dan Membaca,
Bagi saya menulis adalah hobi. Menulis adalah kebiasaan. Menulis adalah kehidupan.
Kegilaan saya tentang menulis diawali ketika saya masih berada pada masa plosotan dan jungkat - jungkit menjadi mainan saya. Dulunya saya disuguhkan dengan berbagai majalah anak-anak, Bobo misalnya. Pada taman kanak-kanak saya memang belum bisa membaca selancar saat ini, tapi saya bisa merasa. Saya hanya akan fokus pada warna - warni gambar dan bentuk boneka seperti di negeri dongeng. Saya dulu tidak tertarik dengan bari-baris huruf yang berjejer rapi pada kolomnya. Ya, dulu semasa kanak - kanak saya hanya memikirkan bagaimana menjadi putri Anabell atau Cinderella seperti yang tergambar pada majalah tersebut tanpa tahu maksud dari gambar itu. Ibu saya tentunya tidak menuntut saya pandai membaca pada kala itu, pun beliau tidak mempermasalahkan imajinasi konyol saya. Lalu ketika saya mulai masuk pada tahap mengeja dan membaca huruf demi huruf, kata demi kata, sampai kalimat demi kalimat, akhirnya saya memulai kebiasaan saya yang dulunya hanya melihat gambar-gambar lucu pada majalah beralih dengan membaca judul tulisan yang tertera pada gambar.

"Bobo dan Bibi TiTi Teliti"
"Bona , Gajah Kecil Berbelalai Panjang dan RongRong"

Merekalah teman - teman saya semasa kecil, yang selalu menemani saya sampai pada akhirnya saya mengkhatamkan semua part pada majalah itu.
Kebiasaan tersebut terus menerus dilakukan. Setiap beberapa kali dalam seminggu, ibu dan bapak saya tidak lupa membelikan saya majalah Bobo, karena memang dulunya saya hanya mengenal satu majalah saja, tidak dengan sekarang yang sudah banyak berkembang beraneka ragam majalah seperti, teen, gadis, Aneka yesss dan masih banyak yang lain.

Beriring waktu, kegilaan saya akan Bobo lamban laun mulai luntur. Bukan karena bosan,t api karna usia saya yang sudah mulai menginjak masa - masa labil. Terlebih Bobo kecil saya kini bukanlah Bobo yang saya kenal dulu ( seperti lirik lagu saja, ya?) Ya , beberapa waktu lalu, saya sempat ke toko buku untuk membeli beberapa buku. Rak-rak favorit yang biasanya memampang Bobo kecil saya kian hari kian berkurang, bahkan sering tak tampak lagi. Saya sempat miris melihatnya. Bagaimana dengan anak cucu saya kelak ketika saya ingin kenalkan dengan kenangan masa kecil saya itu kepada mereka? Bagaimana saya mengenalkan hobi saya kepada anak cucu saya jika jejak nya saja kini entah dimana? Bagaimana rasanya melihat mereka tertawa bahagia hanya cuma melihat Bona atau Rongrong? Terlebih cover yang dulunya masih original kini sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Memang tidak ada yang salah. Karena kerasnya persaingan antar beberapa penerbit buku mengharuskan Bobo kecil saya di make over agar tidak kalah saing dengan lawannya. Saya pun memaklumi. 

Sungguh, berkat jasa Bobo kecil saya, hobi membaca semakin hari semakin meningkat. Saya haus akan cerita. Jadilah, sejak saya mulai masuk ke sekolah menengah atas, bacaan saya merambah pada sebuah novel remaja yang berjudul "Hot Chocolate Love". Dari judulnya saja, siapa pun yang membaca sudah bisa menebak genre dan jalan ceritanya. Ya, namanya juga remaja belia, saya saat itu lebih tertarik dengan cerita bergenre romantis, bak film-film FTV atau sinetron yang kini marak ditayangkan pada media elektronik, saya pun mulai berimajinasi untuk menjadi seorang putri millenium yang kehidupannya selalu happy ending. Back to realita, this is just fiction, hanya fiktif belaka. Saya pun menyadari bahwa cerita yang ada di novel tidak sepenuhnya cerita nyata. Hingga kurang lebih 30an novel telah terjejer rapi di rak buku kamar saya. Ada rasa puas melihat mereka yang dulu satu persatu saya beli dengan uang jajan saya sendiri, kini menghiasi lemari buku saya. Saya bangga telah khatam membaca ceritanya. Walaupun di dunia nyata saya tak pernah bisa menjadi seperti yang di cerita novel, tapi saya yakin banyak pelajaran yang memberikan saya agar bisa lebih berarti. 

Dan inilah buktinya..Dengan hobi saya dari jaman bocah ingusan sampe sekarang sudah jadi sarjana, kebiasaan itu tak pernah tinggal. Saya masih suka membeli beberapa buku, yang mungkin sekarang ceritanya sedikit lebih berat. Tidak hanya soal keromantisan, tapi tentang kehidupan yang complicated. Ya, saya menyukai itu. Karena dari cerita-cerita itu membawa saya lebih banyak berimajinasi dan menganalisis setiap part demi part
Semakin kesini saya menyadari bahwa kehausan saya akan bacaan semakin membabi buta. Dan mulailah saya berfikir (sambil berimajinasi) mengenai dunia menulis. Karena menurut saya, menulis adalah lorong yang akan membawa saya ke dunia tanpa batas. Dari menulis, apa yang saya lihat, saya dengar dan saya baca akan lebih tertuangkan pada tempatnya. Mungkin foto adalah bukti otentik yang akan menyimpan banyak kenangan di masa lalu, tapi Tulisan akan menyimpan lebih banyak sejarah di masa lalu, dan sampai kapanpun sejarah itu tetap dikenang oleh siapa saja yang membacanya. Perlahan saya menulis pada sebuah diary, menceritakan mengenai apa yang saya alami setiap hari, lamban laun pada buku catatan kecil saya hingga sekarang, ketika saya mulai mengenal internet, saya salurkan hobi kedua saya melalui Blog. Bagi saya, menulis adalah hidup. Tanpa menulis seseorang tak akan bisa menemukan banyak teman, tanpa menulis seseorang tak bisa melihat dunia luar dan tanpa menulis sesorang tak dapat bernafas. Pahamkah? coba kau artikan saja sendiri maksud saya tadi :):)
Intinya, jangan buang sia -sia semua imajinasi dan mimpi mu. Menulislah apa yang bisa kau tulis. Bahwa di dunia ini semua orang bisa menulis. Hanya saja, cara dan bentuk menulis nya yang berbeda - beda. Apalagi dalam urusan hati, hanya mereka yang berani menulis yang bisa menemukan seseorang yang berarti dalam hidup. Kau tahu kenapa? Karena mereka telah berani mengeksplore  apa yang ada pada dirinya nya sendiri, tidak ingin jadi orang lain, tapi dengan style dan gaya sendiri. Bukankah, yang kau cari adalah dia yang menjadi dirinya sendiri dan mau menerima mu apa adanya? Menulislah.....

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

jangan lupa dikomen dan diberi saran yaaterima kasih sudah berkunjung, jangan bosan - bosan datang lagi yaa